Tips dan Cara Budidaya Jengkol Agar Berbuah Lebat

Buah Jengkol
Buah Jengkol

Cara Budidaya Jengkol | Jengkol merupakan tanaman yang kerap dimanfaatkan sebagai makanan, seperti semur jengkol, balado jengkol, dan jengkol cabai hijau yang cocok disantap bersama nasi panas.

Selain makanan, jengkol juga kerap dimanfaatkan sebagai obat seperti untuk mencegah diabetes dan penyakit jantung. Jengkol sendiri dikenal bernilai ekonomis tinggi.

Terbukti pada tahun 2014, harga jengkol melambung hingga Rp 100.000 per kg. Saat itu banyak pembudidaya jengkol yang mendadak kaya dan sukses.

Melihat kondisi ini, banyak orang berlomba-lomba mempelajari cara budidaya jengkol dengan harapan akan mengikuti kesuksesan para pembudidaya jengkol di tahun 2014.

Buah Jengkol
Buah Jengkol

Mengenal Jengkol dan Cara Budidaya Jengkol

Jengkol merupakan tanaman sayuran tahunan yang tumbuh di daerah tropis dan menyebar di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Singapura.

Dalam 100 gram jengkol terdapat 133 kkal energi, 23.3 gram protein, 20.7 gram karbohidrat, 240 SI Vitamin A, 0.7 mg Vitamin B, 80 mg Vitamin C, 166.67 mg Fosfor, 140 mg Kalsium, 4.7 mg Zat Besi, dan 49.5 gram Air.

Dengan berbagai kandungan gizi, jengkol dipercaya ampuh mencegah dan mengobati diabetes, menjaga kesehatan jantung, dan menurunkan kadar gula.

Budidaya Jengkol
Budidaya Jengkol

Meski jengkol bermanfaat bagi kesehatan tubuh, jengkol tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Pertama karena di dalam jengkol terkandung asam jengkolat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan penumpukan kristal pada saluran urin yang kemudian dikenal dengan istilah “jengkolan”.

Biasanya seseorang yang mengalami jengkolan akan merasakan nyeri pada perut, muntah-muntah, nyeri saat buang air kecil, urin keluar sedikit, urin berdarah, pada urin terdapat titik putih seperti tepung, bahkan urin tidak keluar sama sekali.

Alasan kedua adalah bau jengkol yang sebenarnya tidak menyengat, namun setelah dikonsumsi akan menyebabkan bau nafas dan bau urine tidak sedap.

1. Syarat Tumbuh Jengkol

Bibit Jengkol
Bibit Jengkol

Cara budidaya jengkol dimulai dengan mengetahui syarat tumbuh jengkol. Tanaman jengkol dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl.

Untuk tipe tanah, jengkol dapat tumbuh di tanah tipe latosol dan kurang dapat tumbuh dengan baik di tanah berpasir. Berdasarkan sistem Schimdt Ferguson, jengkol tumbuh baik di daerah beriklim C dan D dan daerah lembab hingga agak lembab.

Meski jengkol tumbuh baik di dataran rendah, jengkol tetap tidak tahan dengan kemarau berkepanjangan.

2. Karakteristik Jengkol

Pohon Jengkol
Pohon Jengkol

Tinggi tanaman jengkol dapat mencapai 26 m, dengan cabang-cabang yang menyebar sehingga tanaman jengkol terkesan kurang rimbun.

Selain itu ciri tanaman jengkol terlihat dari daunnya yang bersirip ganda dua, daun dan tunas yang berwarna ungu kecokelatan, bunga yang terdapat pada ketiak daun yang rontok, buah muda yang berbentuk polong gepeng, dan buah tua yang tidak gepeng & bentuknya cembung.

Umumnya setiap polong berisi 5-7 biji, dimana biji jengkol memiliki kulit ari yang tipis dan berwarna cokelat.

3. Perbanyakan Bibit Jengkol

Menanam Jengkol Dengan Biji
Menanam Jengkol Dengan Biji

Setelah mengetahui syarat tumbuh dan karakteristik jengkol, cara budidaya jengkol berikutnya adalah memperbanyak bibit jengkol. Perbanyakan dapat dilakukan secara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok).

Untuk perbanyakan generatif, hanya biji yang sudah tua dan jatuh dengan sendirinya yang dapat ditanam. Selanjutnya siapkan polybag yang sudah berisikan campuran tanah gembur dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.

Masukkan biji jengkol ke polybag sedalam beberapa cm, lalu siram secara berkala. Biasanya biji jengkol akan mengeluarkan akar dan tunas setelah 2 minggu penanaman. Jika dirasa sudah besar, pindahkan bibit ke lahan agar pertumbuhannya lebih maksimal.

Untuk cara budidaya jengkol secara vegetatif dapat dilakukan dengan okulasi. Cara ini terbilang lebih rumit dibandingkan cara perbanyakan generatif. Pertama, siapkan 2 bibit jengkol, silet atau cutter bersih, dan plastik pengikat.

Dengan silet atau cutter, kupaslah kulit bibit yang hendak dilakukan okulasi dan kulit bibit indukan. Ukuran kedua sayatan harus sama. Lalu tempelkan sayatan bibit indukan ke bibit yang tengah disemai.

Ikat sayatan dengan plastik pengikat agar tidak terlepas, kemudian siramlah secara teratur. Tiga sampai empat minggu kemudian, lepaskan plastik pengikat lalu gores sedikit bagian yang ditempel.

Apabila bekas goresan terlihat hijau artinya okulasi berhasil. Namun jika goresan berwarna cokelat apalagi hitam, artinya okulasi gagal. Saat okulasi berhasil, tunas baru akan muncul pada batang yang ditempel.

Jika demikian, potonglah daun dan batang pada bagian atas bibit sehingga menyisakan tunas saja. Apabila tunas sudah semakin besar, segera pindahkan bibit jengkol ke lahan agar pertumbuhannya lebih maksimal.

4. Penanaman Jengkol

Menanam Jengkol
Menanam Jengkol

Cara budidaya jengkol dan penanaman dimulai dengan mempersiapkan lahan. Pastikan lahan sudah bersih dari semak belukar dan alang-alang. Pembersihan bisa dilakukan dengan mencangkul ataupun membajak dengan mesin.

Setelah lahan siap, mulailah membuat lubang tanam dengan ukuran 40x40x40 cm atau 60x60x60 cm. Selanjutnya masukkan pupuk kandang ke dalam lubang dan diamkan selama 1 minggu. Setelah itu, penanaman dapat dilakukan pada pagi ataupun sore dengan kondisi cuaca yang cerah.

Untuk teknis penanamannya, letakkan bibit berusia 3-4 bulan di lubang tanam dengan terlebih dahulu merobek polybag. Bibit jengkol ditanam hingga mencapai batas leher akar, lalu tutup & padatkan kembali dengan tanah.

Penanaman di lahan terbuka merupakan cara budidaya jengkol yang akan mempengaruhi durasi pertumbuhan jengkol. Mengapa? Karena jengkol membutuhkan tanah lembab.

Itulah sebabnya banyak petani menanam jengkol saat awal musim penghujan dimana saat-saat itu, tingkat kelembaban tanah terjaga.

5. Pemeliharaan Jengkol

Merawat Pohon Jengkol
Merawat Pohon Jengkol

Pemeliharaan juga termasuk dalam rangkaian cara budidaya jengkol. Agar tanaman jengkol berbuah lebat, diperlukan pemeliharaan yang tepat, yang meliputi aktivitas penyiangan, pemupukan, pemangkasan tanaman, dan pengendalian hama penyakit.

Di sini penyiangan dilakukan untuk mengurangi gulma yang berpotensi mengambil nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penyiangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan herbisida dan mencangkulnya.

Tahapan selanjutnya adalah pemupukan yang ditujukan untuk memberikan sejumlah unsur hara pada tanah agar pertumbuhan tanaman jengkol berjalan dengan baik dan menghasilkan produksi buah yang tinggi.

Pemupukan ini dapat dilakukan pada awal musim penghujan. Untuk teknisnya, benamkan semua dosis pupuk kandang, ½ dosis urea, ½ dosis TSP, dan ½ dosis KCL ke dalam tanah lalu tutup kembali tanah.

Rangkaian cara budidaya jengkol selanjutnya adalah pemangkasan saat tanaman jengkol memasuki usia 2-3 tahun. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pohon dengan ukuran yang mudah dipanen, cabang yang seimbang, dan membuat tajuk memperoleh cahaya matahari yang merata.

Selain pemangkasan, perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit. Ada beberapa hama yang kerap menyerang tanaman jengkol antara lain semut, tupai, rangrang, dan ular. Sementara penyakit yang menyerang antara lain jamur dan blendok.

6. Panen

Hasil Panen Jengkol
Hasil Panen Jengkol

Setelah berusia 4-5 tahun, buah jengkol sudah dapat dipanen jika perbanyakan dilakukan secara vegetatif. Namun jika perbanyakan jengkol dilakukan secara generatif menggunakan biji, jengkol baru bisa dipanen saat berusia 7-8 tahun.

7. Memaksimalkan potensi jengkol

Potensi Jengkol
Potensi Jengkol

Untuk lebih memaksimalkan lahan, cara budidaya jengkol dapat diselingi dengan tumpang sari seperti cabe. Hasilnya cukup bagus dan bagi petani, ini dapat menambah pendapatan keluarga.

Menariknya, pohon jengkol tetap produktif hingga berusia 30 tahun. Selain menguntungkan secara ekonomi, keberadaan tanaman jengkol juga bermanfaat bagi lingkungan. Karena akar tanaman jengkol dapat menahan tanah sehingga tidak akan terjadi longsor.

Terbukti ribuan pohon jengkol yang ditanam di perbukitan mampu membuat bukit tersebut tetap terjaga dan tidak terkena longsor.

Itulah ulasan singkat mengenai jengkol dan bagaimana cara budidaya jengkol seharusnya dilakukan. Dengan mempraktikkan cara-cara di atas, semoga tanaman jengkol Anda berbuah lebat dan dapat membantu kelestarian lingkungan sekitar.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like